Selasa, 21 Juni 2011

Jika Hidup Adalah Pilihan


Jika Hidup Adalah Pilihan

taken from Dompet Dhuafa’s newsletter Sya’ban 1430 H edition..indah dan menyentuh..hebat nih yang bikin tulisan ini..apalagi kalimat terakhir..waa musti banyak belajar…
Jika hidup adalah pilihan, maka kami punya alasan untuk hidup disini; kolong jembatan Jl. Jenderal Sudirman, tepatnya di bawah halte busway Tosari, sepelemparan batu dari bundaran HI, persis di bawah jantung ibukota negeri.
Ribut-ribut di atas sana tentang puluhan juta anak negeri yang dibekap kemiskinan, tak terdengar di sini. Tapi kami tak peduli pada janji-janji. Kami tidak menuntut apa-apa selama pipa PAM yang bocor itu jangan diperbaiki. Itu sumur zam-zam bagi kami dibanding hitamnya air kali.
Kita hidup berdampingan walau mungkin di mata Saudara, kami tidak kelihatan. Kita bersua kala kami menjajakan air minum dalam kemasan, koran dan tembang-tembang jalanan. Saudara lantas mengulurkan tangan, angsurkan uang pecahan. Setelah itu kami kembali tak kelihatan.
Tak jadi apa. Karena bagi kami, sebagian kecil yang Saudara berikan adalah hak kami yang Tuhan titipkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar